Dalam Naungan Kapitalis Kemiskinan adalah Keniscayaan
Melalui berbagai konsep dalam sistem ekonomi Islam, negara akan mampu mewujudkan kesejahteraan rakyatnya karena Islam menetapkan negara harus menjadi raain dan junnah bagi rakyatnya.
Oleh Sulistijeni
(Pegiat Literasi)
JURNALVIBES.COM – Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional yang diperingati setiap tanggal 17 Oktober bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global pada kemiskinan, dan mendorong tindakan yang lebih efektif untuk mengatasi kemiskinan.
Sebagaimana yang dilansir mediaindonesia (17-10-2024), Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional yang diperingati setiap tahun, mengajak masyarakat dunia untuk bersama-sama menyuarakan pentingnya menghapus kemiskinan. Mestinya peringatan tersebut tidak hanya sekadar upacara seremonial, tetapi juga harus ada tindakan nyata dari dunia untuk melakukan pengentasan kemiskinan secara global.
Seperti yang dirilis beritasatu (17-10-2024), lebih dari satu miliar orang hidup dalam kemiskinan akut di seluruh dunia. Ini berdasarkan laporan Program Pembangunan PBB pada hari Kamis (17/10/2024), dari separuhnya anak-anak yang paling terkena dampaknya. Dari makalah yang diterbitkan Prakarsa Kemiskinan dan Pembangunan Manusia Oxford (OPHI) menyoroti bahwa tingkat kemiskinan kali ini tiga kali lebih tinggi di negara-negara yang tengah berperang. Dan ditahun 2023 menandai konflik terbanyak di seluruh dunia sejak Perang Dunia II.
Ada sebuah studi yang terbit di International Journal of Educational Research Volume 128, 2024, bahwa menemukan banyak lulusan yang kembali ke negaranya setelah belajar di luar negeri akibat dampak dari kemiskinan. Terutama dirasakan di negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah (detik,19-10-2024).
Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Farahdibha Tenrilemba pada W20 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil. Bahwa pentingnya peran perempuan dalam upaya pengentasan kemiskinan, hal ini karena peran perempuan sangat krusial dalam meningkatkan ekonomi keluarga dan mempertahankan kesejahteraan masyarakat terutama di negara-negara berkembang.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) juga menyampaikan perlu adanya peran penting pemberdayaan perekonomian perempuan dalam memperkuat ketahanan keluarga untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA Lenny N. Rosalin, juga menyampaikan bahwa perempuan mempunyai potensi besar untuk berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) suatu negara apabila diberdayakan. Dampak positifnya tidak hanya dirasakan oleh perempuan secara individu, tetapi juga keluarga, komunitas, hingga negara. Hal tersebut dikatakan dalam agenda Commision on the Status of Women (CSW) ke-68, di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.
Meskipun sudah ada hari pengentasan kemiskinan internasional yang diperingatisetiap tahun di setiap tanggal 17 Oktober, kemiskinan masih terjadi dimana-mana. Padahal momen tersebut diperingati sejak tahun 1992 kesenjangan antara miskin dan kaya semakin melebar, di mana dunia tidak kunjung mampu dalam mewujudkan kesejahteraan.
Meskipun sudah ada upaya yang dilakukan dunia melalui organisai internasional, tetapi tetap gagal untuk bisa mewujudkan kesejahteraan. Semua itu akibat dari sistem kapitalisme yang diterapkan. Sistem yang hanya mementingkan dan menguntungkan bagi para kapital, menjadikan rakyat diabaikan dan harus berjuang sendirian. Sejatinya sistem ini adalah sistem yang rusak, sehingga mustahil untuk bisa mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Ditambah negara yang berlepas tangan untuk mengurusi rakyatnya, di mana mengukur kesejahteraan dengan ditetapkan secara kolektif pendapatan perkapita. Semua itu merupakan ukuran yang semu dan tidak mungkin menggambarkan kesejahteraan secara nyata.
Dalam sistem kapitalis demokrasi, ada anggapan bahwa solusi masalah kemiskinan adalah dengan cara ganti pemimpin, pemberdayaan perempuan sampai adanya pemimpin perempuan dalam negara ataupun jabatan kepala daerah dan menteri. Padahal itu tidak akan menyelesaikan, karena kemiskinan hari ini merupakan kemiskinan yang terstruktur dan sistematis. Sistem kapitalis lah yang membuat jurang antara si kaya dan si miskin yang semakin menganga.
Hanya segelintir orang yang menguasai hajat hidup masyarakat, menjadikan masyarakat semakit sulit memenuhi dan mengakses kebutuhan pokok yang murah ataupun gratis.
Begitu juga dalam hal pendidikan ada anggapan bahwa jika belajar di luar negeri, merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan. Karena ada sebuah studi menemukan bahwa lulusan yang kembali ke negaranya setelah belajar di luar negeri merupakan dampak banyaknya kemiskinan. Padahal sejatinya yang menjadi penyebab kemiskinan adalah penerapan sistem kapitalis yang membuat oligarki semakin kaya dan rakyat semakin menderita.
Berbeda dengan sistem Islam yang diterapkan secara kafah, akan mampu mengentaskan kemiskinan. Karena Islam adalah sistem yang berasal dari Allah, yang akan mampu memberikan solusi atas seluruh persoalan manusia termasuk kemiskinan. Karenanya dengan diterapkannya Islam secara kafah maka akan mampu menjamin kesejahteraan rakyat individu dan keseluruhan.
Dalam Islam ditetapkan pemimpin atau kepala negara sebagai raa’in yang memenuhi kebutuhan rakyat dengan sistem Islam kafah. Nabi saw. bersabda, Imam (khalifah) itu pengurus rakyat dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus.” (HR Al-Bukhari dan Ahmad)
Islam adalah sistem sempurna dan menyeluruh yang menetapkan ukuran kesejahteraan individu per individu. Ukuran ini lebih ril untuk menjaga hak-hak kaum Muslim beserta seluruh rakyat untuk menjamin kebutuhan hidup mereka.
Melalui berbagai konsep dalam sistem ekonomi Islam, negara akan mampu mewujudkan kesejahteraan rakyatnya karena Islam menetapkan negara harus menjadi raain dan junnah bagi rakyatnya. Selain sebagai pemimpin negara juga harus melindungi rakyatnya dan wajib menjaga agama rakyatnya agar tetap dalam keimanan kepada Allah Swt. Negara juga wajib memelihara urusan sandang, pangan, dan papan rakyatnya agar tercukupi.
Demikian juga kebutuhan kolektif mereka, seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Juga harus melayani kebutuhan rakyatnya sesuai syariat Islam, seperti memberikan jaminan kebutuhan pokok, mengentaskan kemiskinan dan kelaparan, menjamin keamanan, pendidikan, dan layanan kesehatan warga. Semuanya itu hanya bisa diwujudkan dengan diterapkannya Islam secara kafah dan keseluruhan dalam kehidupan. Wallahu a’lam bishawab. []
Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fahmzz
Photo Source by canva.com
Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com