Ramadan di Gaza dan Harapan Kebangkitan

Bulan Ramadan harus dijadikan sebagai momentum untuk kaum Muslim agar bisa menyamakan langkah, bersatu, menyingkirkan perbedaan, mengubah perjuangan yang parsial, menjadi perjuangan hakiki, untuk mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan khilafah.
Oleh Pien Ariesma
(Pegiat Literasi)
JURNALVIBES.COM – Marhaban yaa Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia bersukacita menyambut bulan mulia, bulan Ramadan. Tidak terkecuali umat Muslim di Gaza, Palestina. Meskipun harus melaksanakan ibadah puasa dalam kondisi serba terbatas setelah kota mereka diluluhlantakkan oleh zionis Yahudi, warga Gaza tetap semangat dan bergembira menantikan Ramadan.
Mereka menghias jalan-jalan dengan ornamen warna-warni dari bahan ala kadar yang mereka temukan, menyalakan lampu-lampu, mewarnai puing-puing reruntuhan dengan mural kalimat-kalimat penyemangat keimanan. Mereka pun menyiapkan tempat untuk salat tarawih, merenovasi ala kadarnya masjid-masjid yang masih tersisa berdiri.
Namun, hari-hari indah Ramadan itu telah berlalu. Mereka tidak lagi bisa menghias rumah-rumah mereka, karena tinggal puing-puing. Tidak ada lagi makanan istimewa, untuk makan ala kadarnya pun mereka harus berjuang, karena para ayah tak lagi memiliki penghasilan. Kebutuhan pokok yang ada dibandrol dengan harga yang tidak murah akibat keterbatasan stok, sementara bantuan yang datang tidak selalu mencukupi mereka yang ada di pengungsian.
Sementara itu, anak-anak Gaza yang baru kembali memulai aktivitas sekolah, masih diliputi trauma dan ketidakpastian. Dengan fasilitas yang tidak memadai, di ruangan belajar yang tersisa dari bangunan sekolah yang sudah runtuh. Mereka masih cemas karena perundingan gencatan senjata belum menemukan titik temu, apakah gencatan senjata ini akan permanen atau hanya bertahan beberapa saat saja. Zionis Yahudi masih bisa menyerang mereka kapan saja. Bahkan seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka masih menghalang-halangi umat Islam beribadah di bulan Ramadan.
Ditambah pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang ingin mengambil alih Gaza, dengan mengusir seluruh penduduknya keluar Gaza dan menjadikannya wilayah riviera. Trump bahkan mengunggah video AI generative bertajuk Trump Gaza, yang menunjukkan perubahan Gaza yang saat ini berupa puing-puing menjadi kawasan modern yang diubah menjadi pusat wisata, kawasan riviera ala Barat dengan patung dan miniatur Trump di mana-mana. Sungguh, ini adalah penghinaan besar bagi tanah para Nabi.
Sampai kapan kita akan berdiam diri berharap Palestina akan bisa bangkit dari keterpurukan? Sampai kapan kita akan berharap para pemimpin-pemimpin kafir? Penjajah yang tidak akan pernah merelakan Palestina lepas dari cengkraman mereka, tidak akan pernah Palestina mereka biarkan bangkit mandiri. Para musuh-musuh Islam akan senantiasa menempatkan antek-anteknya untuk memastikan Palestina tetap ada dalam bayang-bayang mereka.
Wahai kaum Muslim, yang dibutuhkan oleh umat Muslim di Palestina adalah junnah, pemimpin yang akan menjadi perisai mereka. Pemimpin yang bisa melawan keangkuhan Barat dan antek-anteknya. Bukan hanya perundingan-perundingan tak berujung yang tidak berpihak pada hak-hak umat Islam. Palestina butuh sosok Khalifah Abdul Hamid 2 selanjutnya, yang tidak pernah rela melepaskan meski sejengkal tanah dari bumi Palestina. Beliau bisa mempertahankan Palestina saat itu, karena institusi khilafah masih tegak sebagai penjaganya.
Tanpa bersatunya umat Islam dalam satu komando kepemimpinan, kemuliaan Palestina tidak akan bisa diraih. Maka, tidak ada jalan untuk meraih kemuliaan, melainkan dengan mengembalikan kepemimpinan umat dalam satu naungan yang sama. Bukan hanya untuk meraih kemuliaan Palestina, namun juga untuk meraih kemuliaan seluruh umat Islam di dunia.
Maka di Ramadan kali ini, kita jadikan sebagai momentum untuk kaum Muslim menyamakan langkah, bersatu, menyingkirkan perbedaan, mengubah perjuangan yang parsial, menjadi perjuangan hakiki, untuk mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan khilafah. Niscaya, segala hambatan yang dihadapi umat Islam di belahan bumi manapun akan terselesaikan dan kemuliaan akan kembali diraih. Wallahu a’lam bishawab. []
Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fahmzz
Photo Source by telegram.com
Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com