Opini

Tidak Cukup Hanya Fatwa, Palestina Membutuhkan Jihad Secara Nyata

Untuk membebaskan Palestina kita perlu melakukan jihad di bawah satu komando, yaitu seorang pemimpin yang memimpin di seluruh dunia. Keberadaan pemimpin tersebut akan memberikan solusi yang hakiki untuk membebaskan Palestina.


Oleh. Sulistijeni
(Pegiat Literasi)

JURNALVIBES.COM–Sejumlah ulama Muslim terkemuka baru-baru ini mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan Israel. Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap Palestina yang sudah berulang kali dikhianati dengan kesepakatan gencatan senjata oleh pihak Zionis Yahudi laknatullah.

Sebagaimana yang dirilis merdeka. (5-4-2025), fatwa tersebut merupakan bentuk respon terhadap serangan udara yang terus menerus di Jalur Gaza, yang menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa. Fatwa tersebut dikeluarkan oleh International Union of Muslim Scholars (IUMS), yang didukung oleh lebih dari selusin ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat Islam.

Melansir dari mediaindonesia (6-4-2025), beberapa ulama Muslim terkemuka mengeluarkan fatwa keagamaan yang langka terkait Israel, yang menyerukan kepada semua Muslim dan negara-negara mayoritas Muslim untuk melancarkan jihad melawan Israel setelah 17 bulan perang, yang menghancurkan warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza.

Ulama internasional menyerukan jihad untuk merespon situasi Gaza karena gagalnya semua ikhtiar umat guna untuk menolong kaum Muslim yang ada di sana. Seperti melakukan demo, aksi boikot, bantuan logistik dan lain-lain. Ali al-Qaradaghi, Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) menyeru fatwa jihad kepada semua negara Muslim. Dan menyampaikan bahwa ini merupakan kegagalan pemerintah Arab dan Islam untuk mendukung Gaza yang dihancurkan, dan menurut hukum Islam ini merupakan kejahatan besar terhadap saudara-saudara kita sesama Muslim yang tertindas di Gaza.

Akan tetapi jika hanya berupa fatwa tentu tidak akan efektif, apalagi fatwa tidak memiliki kekuatan mengikat. Padahal kekuatan militer (pasukan dan senjatanya) ada di tangan para penguasa, dan selama ini hanya menyeru namun tidak mengirimkan pasukan. Terlebih jihad defensif yang selama ini sudah dilakukan oleh kaum muslimin di Palestina di bawah komando sebuah kelompok bersenjata.

Di mana semua itu bukanlah merupakan aksi yang nyata sesungguhnya untuk membebaskan Palestina, karena tidak mampu menghilangkan penjajahan entitas Yahudi atas Palestina sampai hari ini.
Sikap penguasa di negeri-negeri Muslim seakan-akan buta dan mati rasa, melihat pembantaian kaum Muslim di Palestina. Tidak tergerak hati mereka untuk memobilisasi pasukan militernya untuk berjihad membebaskan Palestina. Meskipun banyak tentara yang tersebar di berbagai negeri-negeri Muslim, sama sekali tidak menggentarkan Yahudi.

Peralatan militer yang canggih, tank-tank lapis baja yang mereka miliki tidak berguna jika tidak bergerak dari baraknya untuk menggempur Yahudi.
Ini disebabkan karena adanya sekat-sekat nasionalisme yang dihembuskan oleh barat, untuk upaya memecah belah kaum Muslim.

Kaum Muslim sendiri tidak menyadari bahwa nasionalisme akan melumpuhkan perasaan dan pemikiran terhadap permasalah dunia Islam termasuk Palestina.

Penguasa-penguasa negeri Muslim menjadi jumawa dan kaum kafir penjajah telah berhasil mengkotak-kotak kaum Muslim, sehingga menjadikan enggan untuk memahami kondisi satu sama lain dengan alasan bukan urusan kita.
Rasulullah saw. bersabda bahwa kaum Muslim itu ibarat satu tubuh, beliau bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari dan Muslim).

Seharusnya persoalan Palestina merupakan permasalahan umat Muslim seluruh dunia. Tetapi pada kenyataannya permasalahan Palestina tidak pernah tuntas akibat umat Muslim seluruh dunia tidak bersatu karena tidak dibawah satu komando. Apalagi pasca tumbangnya Khilafah Islamiyah umat Muslim termasuk Palestina tidak punya kepemimpinan dan terus dipecah belah. Setelah Perjanjian Sykes Pycot pasca Perang Dunia II yang menghancurkan Khilafah, umat Muslim tidak lagi punya kepemimpinan dibawa satu komando.

Untuk membebaskan Palestina adalah dengan jihad dibawah satu komando, yaitu seorang pemimpin yang memimpin di seluruh dunia. Untuk menghadirkan kepemimpinan tersebut harusnya menjadi agenda utama umat Islam, khususnya gerakan-gerakan dakwah yang konsern ingin menolong muslim Gaza-Palestina. Yaitu berjuang agar kepemimpinan itu tegak dan memberikan solusi yang hakiki untuk membebaskan Palestina.

Kepemimpinan itu disebut khilafah yang hanya bisa tegak atas dukungan mayoritas umat sebagai buah dari proses penyadaran ideologis yang dilakukan oleh gerakan Islam yang tulus dan lurus berjuang semata demi Islam. Karena hanya dengan Khilafah yang bisa memerdekakan negeri-negeri Muslim dari penjajahan kafir penjajah.
Umat adalah pemilik kekuasaan hakiki, merekalah yang akan mampu memaksa penguasa yang ada untuk melakukan apa yang mereka inginkan atau menyerahkan kepada yang lain jika penguasa tersebut melakukan apa yang berbeda dari apa yang umat inginkan.

Untuk urusan penegakan khilafah sejatinya menyangkut hidup matinya umat, tidak hanya untuk problem Palestina. Maka menjadi kewajiban kita semua untuk terlibat dalam memperjuangkannya. Seruan jihad kepada tentara Muslim terus dikumandangkan seiring juga seruan untuk menegakkan Khilafah. Wallahu a’lam bishawab.[]

Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fahmzz


Photo Source by canva.com

Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button