
Dalam sistem Islam untuk mengatasi merebaknya kasus bunuh diri di lakukan dengan pembinaan yang akan membentuk pola pikir dan pola sikap islami (kepribadian Islam). Sehingga masyarakat memiliki bekal guna mencari solusi untuk mengatasi berbagai persoalan hidup.
Oleh Ana Dia Friska
JURNALVIBES.COM – Tragedi bunuh diri semakin marak terjadi, dengan berbagai alasan yang melatarbelakangi. Ada yang bunuh diri karena himpitan ekonomi, ada juga karena putus asa akan hidup ini. Namun apapun alasannya bunuh diri bukanlah solusi.
Seperti dilansir dari Tangerangnews, 16/11/2022), di Kampung Kadu, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang digegerkan dengan penemuan mayat laki-laki yang tergantung di pohon ceri kawasan Bizlink Walk, Rabu, 16 November 2022.
Selain itu, kasus yang sama pun terjadi di Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo, Jambi, warga mendadak geger. Pasalnya, mereka melihat mayat tergantung di dahan pohon areal perkebunan karet warga, Rabu (16/11/2022). Belakangan diketahui, mayat pria yang ditemukan tergantung tersebut bernama Fauzi. ( Sindonews.com, 18/11/2022 )
Kasus bunuh diri di Indonesia bukanlah hal baru bagi publik, karena memang terlalu sering mendengar kasus yang sama dengan berbagai alasan melatarbelakangi. Indonesia sebagai negara dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia, dengan jumlah masjid megah dan dai yang tak sedikit. Sungguh miris memang, tapi ada hal lain yang perlu kita soroti tentang sistem di negeri ini sebagai biang keladi atas segala permasalahan yang terjadi.
Sistem kapitalisme-sekularisme yang diterapkan negeri ini telah menyebarkan virus kerusakan di tengah masyarakat. Segala permasalahan hidup yang dialami oleh masyarakat tidak lain adalah akibat penerapan sistem yang kurang tepat. Maka wajar angka kematian akibat bunuh diri tak terbendung lagi.
Sistem kapitalisme-sekularisme melahirkan manusia dengan karakter yang lemah keimanannya, bahkan tidak paham akan tujuan hidup. Masalah yang menimpa mereka dianggap sebagai beban dan tekanan hidup. Bukan sebagai ajang meningkatkan ketakwaan dan derajat di sisi Allah.
Hal ini terjadi akibat adanya pemisahan agama dari kehidupan, menihilkan adanya peran pencipta dalam menyelesaikan masalah yang terjadi Maka tak heran, korban dari sekularisme adalah manusia ‘tak berdaya’ yang jauh dari Islam.
Sistem yang saat ini diterapkan telah terbukti sebagai sistem yang rusak dan merusak, sehingga kita perlu sebuah sistem sahih yang mampu mengatasi segala problematika kehidupan. Sistem tersebut adalah sistem Islam.
Dalam sistem Islam untuk mengatasi merebaknya kasus bunuh diri di lakukan dengan pembinaan yang akan membentuk pola pikir dan pola sikap islami (kepribadian Islam). Sehingga masyarakat memiliki bekal guna mencari solusi untuk mengatasi berbagai persoalan hidup. Dengan begitu, mereka akan memandang kehidupan ini sesuai paradigma Islam, yaitu tempat untuk beramal saleh dan meyakini bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.
Tidak kalah penting ialah merevitalisasi fungsi keluarga sebagai benteng penanaman pondasi awal untuk saling menguatkan dan menanamkan akidah Islam. Jika hal ini dilakukan maka akan terbentuk dalam diri mereka keimanan dan ketaatan.
Tidak berhenti sampai di tataran keluarga tetapi dalam sistem Islam negara juga wajib menciptakan sistem sosial sesuai aturan Islam. Masyarakat berperan untuk melakukan amar makruf nahi mungkar. Sehingga, fungsi masyarakat sebagai kontrol sosial benar-benar berjalan dengan baik. Selain itu, negara pun harus menerapkan sistem pemerintahan, politik, ekonomi, pendidikan, dan hukum sesuai syariat Islam yang sempurna.
Ketika Islam dijadikan sebagai dasar hidup manusia, bermasyarakat, dan bernegara yakin saja kehidupan terbaik yang diridai Allah akan terwujud. Semua itu hanya akan terealisasi secara terpadu dengan mewujudkan sistem Islam secara kafah dalam naungan khilafah. Wallahu a’lam bisshawab. []
Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fathzz
Photo Source by unsplash.com
Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com