Opini

Rusaknya Bangunan Keluarga Akibat Penerapan Sistem Kapitalis

Hanya dengan diterapkannya Islam secara kafah yang akan mampu mewujudkan sistem kehidupan yang baik, menjadikan keluarga yang baik dan terjaga. Negara akan mampu mewujudkan maqashid syariah yang bisa mewujudkan kebaikan dalam keluarga, masyarakat dan negara.


Oleh Sulistijeni

JURNALVIBES.COM – Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Keluarga yang seharusnya menjadi perlindungan sosial dan cinta kasih bagi setiap individu ternyata hari ini tidak lagi berfungsi. Hal ini tampak dari banyaknya kasus yang menimpa beberapa keluarga seperti tindak kekerasan, pembunuhan dan berbagai macam kejahatan yang terjadi didalam keluarga.

Sebagaimana yang dilansir prokal ( 24-8-2024), seorang ibu meninggal dunia secara tragis akibat dibunuh oleh anak kandungnya sendiri. Ini terjadi terjadi di Balikpapan Barat pada hari Jumat tanggal 23 Agustus 2024.

Kasus serupa juga terjadi dalam sebuah keluarga di Pontianak, seperti yang dirilis sindonews (24-8-2024), telah terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh ibu tiri terhadap anak tirinya yang berusia enam tahun di Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 24 Agustus 2024. Motif pembunuhan adalah cemburu terhadap ayah korban karena tidak ada perhatian kepada pelaku ketika sedang hamil.

Banyaknya tindak kejahatan dalam lingkungan keluarga saat ini, merupakan akibat dari diterapkannya sekularisme kapitalis. Sistem yang membuat hubungan keluarga menjadi terkalahkan dengan materi, juga akibat adanya emosi sehingga membuat lupa akan hubungan keluarga.

Sekularisme kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan, dan menganggap semuanya bernilaikan materi telah sukses menghilangkan tali ikatan persaudaraan. Keimanan telah memudar dan dicampakkan, dan tidak ada lagi ketakwaan dalam diri individu, yang berakibat bisa menghilangkan kewarasan dan tega membunuh saudara, anak bahkan orang tua yang masih punya ikatan keluarga.

Sekularisme kapitalis meletakkan agama di ruang yang sempit, hanya mencukupkan dengan ibadah ritual semata. Agama tidak lagi dijadikan sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan kehidupan, sehingga berakibat menjadikan ikatan antar anggota keluarga retak. Bangunan keluarga yang harusnya harmonis, akibat dari sistem sekuler kapitalis menjadi hancur berkeping-keping.

Hubungan antar keluarga tidak lagi ada rasa aman, rumah bukan lagi menjadikan tempat kedamaian bersama keluarga, malah menjadi momok yang menakutkan. Dan mirisnya kasus ini tidak hanya terjadi pada satu keluarga tetapi telah menimpa di banyak keluarga.

Sistem sekuler kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan, yang menjadikan standar kehidupan adalah materi telah menjauhkan keluarga dari keimanan. Yang ada hanya amarah, emosional akibat banyaknya tekanan problematika kehidupan, hingga mudah tersulut dan membabi buta. Dengan tidak adanya keimanan dan ketakwaan menjadikan hawa nafsu yang menguasai dinomor satukan. Ditambah dengan adanya sistem kebebasan, tanpa berpikir panjang rela melakukan apapun dan tidak memperhatikan konsekuensi yang terjadi. Dengan hilangnya keimanan dan jauhnya dari agama, menjadikan hubungan keluarga yang masih mempunyai ikatan keluarga dan darah dagingnya sendiri rela dirusak dan dihancurkan.

Rusaknya bangunan keluarga ini, negara juga memiliki andil di dalamnya. Hilangnya peran negara sebagai pengayom dan pendidik masyarakat menyebabkan bangunan keluarga menjadi rapuh. Ini merupakan bukti atas kegagalan sistem pendidikan di sistem sekuler kapitalis, sistem ekonomi dan politik yang gagal untuk bisa mensejahterakan rakyat.

Sistem pendidikan yang memisahkan agama dari kehidupan menjadi bukti akan gagalnya sistem pendidikan sekuler kapitalis. Pendidikan yang hanya bertujuan untuk materi tanpa mengimplementasikan nilai-nilai keagamaan. Sehingga menjadikan masyarakat hari ini tidak punya keimanan dan ketakwaan. Begitu juga dengan sistem ekonomi kapitalis yang diterapkankan hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan materi. Sehingga bangunan keluarga menjadi rusak akibat ekonomi kapitalis, dengan asas liberal yang meniscayakan dan menghalalkan segala cara dalam memenuhi kebutuhan.

Hubungan keluarga hanya didasarkan pada untung dan rugi, apabila tidak menguntungkan akan disiksa, dianiaya bahkan dibunuh. Ini akibat dari pemikiran kapitalisme yang senantiasa disuasanakan di kehidupan sekuler.
Berbeda dengan Islam yang menjadikan negara sebagai raa’in, yang akan menjaga fungsi dan peran keluarga. Rasulullah saw. bersabda, “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR Bukhari)

Negara punya peran besar untuk bertanggung jawab terhadap seluruh urusan rakyatnya. Pada saat sebuah keluarga kesulitan ekonomi maka negara yang menjamin kebutuhan rakyatnya. Kalau tidak punya pekerjaan maka negara yang akan memberikan pekerjaan, kalau perlu modal maka negara yang akan memberikan modal.

Dalam hal pendidikan negara juga akan memberikan pendidikan yang sesuai syariat Islam, agar tidak berakibat pada rusaknya bangunan sebuah keluarga. Negara akan memberikan fasilitas sekolah, layanan kesehatan secara berkualitas dan terjangkau bahkan gratis.

Pendidikan yang diberikan dalam Islam adalah sistem pendidikan berkualitas yang berasaskan akidah, sehingga akan menjaga hubungan keluarga tetap harmonis. Pendidikan yang mencetak agar punya karakter dan kepribadian Islam. Pendidikan yang memadukan antara keimanan dan ilmu kehidupan, sehingga berpengaruh pada setiap amal perbuatan. Itu hanya ada pada sistem pendidikan Islam yang mampu menjadikan setiap amal perbuatan menjadi ladang pahala.

Sistem pendidikan yang punya visi untuk mencetak agar punya pola pikir dan pola sikap Islam. Kurikulum yang diterapkan dilandaskan pada akidah Islam, sehingga melahirkan akhlak yang tinggi, cerdas dan keimanan yang kuat.

Hanya dengan diterapkannya Islam secara kafah yang akan mampu mewujudkan sistem kehidupan yang baik, menjadikan keluarga yang baik dan terjaga. Negara akan mampu mewujudkan maqashid syariah yang bisa mewujudkan kebaikan dalam keluarga, masyarakat dan negara. Nyawa, akal, kehormatan akan terjaga, harta dan keturunan akan terpelihara. Hanya syariat Islam kafah yang mampu menjaga generasi, masyarakat dan bangunan keluarga secara sempurna.

Jadi, hanya Islam kafah lah yang mampu memberikan penjagaan terhadap fungsi keluarga. Apabila ingin bangunan keluarga tidak rusak maka harus kembali kepada Islam kafah secara totalitas. Agar diperoleh ketenangan, kebahagiaan dan kesejehteraan dalam keluarga. Karena keluarga merupakan tempat yang menyenangkan yang mampu memberikan ketenangan bagi anggotanya. Hal ini harus diupayakan oleh setiap keluarga mulim untuk bisa mendapatkan ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan dalam keluarga yaitu dengan menerapkan aturan Islam secara kafah dan keseluruhan dalam kehidupan. Wallahu a’lam bissawab. []

Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fahmzz


Photo Source by canva.com

Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button