Opini

Generasi Rusak Karena Penerapan Sistem Pendidikan Kapitalis?

Agar tercipta generasi yang saleh dan salehah perlu diterapkannya Islam kafah secara keseluruhan dalam kehidupan. Yang menjadikan generasi punya kepribadian Islam sehingga bisa mewujudkan generasi yang jujur dan beriman. Juga dengan sistem pemerintahan yang senantiasa terikat syariat, sehingga bisa mewujudkan masyarakat yang bertakwa dan jauh dari tindakan curang termasuk dalam sistem pendidikan.


Oleh Sulistijeni
(Pegiat Literasi)

JURNALVIBES.COM – Sistem pendidikan hari ini kembali ramai karena kasus kecurangan dalam UTBK 2025 yang melibatkan joki. Keterlibatan lembaga bimbingan belajar (bimbel), bahkan hingga melibatkan pegawai dalam kampus.

Seperti yang dilansir kompas (25-4- 2024), pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 terindikasi ada kecurangan. Dalam dua hari pertama ujian, panitia telah menemukan 14 kasus kecurangan yang melibatkan para peserta. Pada Rabu (23/4/2025) di hari pertama UTBK Tim Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mencatat ada sembilan kasus kecurangan dan di hari kedua hari Kamis (24/4/2025) ditemukan lima kasus lainnya.

Menurut Ketua Umum Penanggung Jawab SNPMB Prof. Eduart Wolok, peserta mengambil soal dengan bermacam-macam cara dan sarana teknologi baik dengan perantara hardware atau software. Contohnya pakai HP recording desktop dan lainnya maupun cara konvensional. Juga ditemukan peserta yang menggunakan metode remote desktop, di mana soal dikerjakan oleh orang lain dari lokasi yang berbeda. Eduart juga menjelaskan bahwa pada tahun ini muncul berbagai modus baru. Seperti ada beberapa peserta yang menyelundupkan alat perekam dalam bentuk kamera kecil yang tersembunyi di behel gigi, kuku, ikat pinggang dan bahkan kancing baju, di mana semua itu tidak terdeteksi oleh alat metal detector. Ada pula peserta yang menyembunyikan ponsel di dalam sepatu atau menempelkannya di badan.

Pemanfaatan teknologi untuk mengakali tes UTBK ini menggambarkan betapa buruknya akhlak calon mahasiswa. Hal ini juga mengukuhkan bahwa sistem pendidikan hari ini telah gagal dalam mewujudkan generasi berkepribadian Islam dan memiliki ketrampilan.

Pendidikan sekuler kapitalis lemah dalam mencetak intelektualitas generasi dan gagal membangun generasi berkarakter mulia, akan tetapi pendidikan kapitalis hari ini sukses mencetak generasi berkarakter kriminal.

Hal ini juga dikuatkan oleh survey KPK yang menyebutkan banyak siswa SMA dan mahasiswa yang menyontek. Sebagaimana yang diberitakan detik(25-4-2025), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melaporkan Survei Penilaian Integritas (SPI) pendidikan 2024 yang bertajuk Indeks Integritas Pendidikan 2024. Dalam survei tersebut, KPK menelusuri tingkat kejujuran akademik siswa di sekolah dan mahasiswa di kampus. Dari survei ini KPK menemukan bahwa masih banyak kasus mahasiswa menyontek dan ketidakjujuran akademik lain yang dilakukan mahasiswa yang terlibat dalam survei.

Hal ini disampaikan juga oleh Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Dadan Wardana dalam acara Peluncuran Indeks Integritas Pendidikan 2024 dan Penandatanganan Komitmen Bersama Penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi. Beliau mengatakan bahwa dalam kejujuran akademik, kasus menyontek masih ditemukan pada 78% sekolah dan 98% kampus. Dengan kata lain menyontek masih terjadi pada mayoritas sekolah maupun kampus. (YouTube KPK, 25-4-2025)

Dalam sistem kapitalis hari ini semua dilihat dan dinilai berdasarkan hasil dan materi, begitu juga dengan sistem pendidikan kapitalis yang jelas bahwa hasil menjadikan orientasi yang abai pada halal dan haram. Ukuran keberhasilan dan kebahagiaan dalam sistem ini berorientasikan pada hasil dan materi saja. Apalagi dalam pendidikan sekuler kapitalis membutakan pandangan dan kesadaran generasi tentang hakikat kehidupan yang sebenarnya.

Generasi mudanya tidak mengenal Allah yang telah menciptakan dan memberikan aturan kehidupan sebagai syariat yang sempurna. Sehingga menjadikan banyak generasi yang bermental illness, insecure dalam menghadapi realitas kehidupan. Banyak generasi yang tidak mampu mengambil problem solving yang benar dalam kehidupan, dan pada akhirnya mendorong mereka untuk melakukan berbagai macam tindak kriminalitas. Seperti mencotek, menjiplak, melakukan plagiat, membayar joki, melakukan kecurangan pada saat masuk perguruan tinggi dan berbagai macam cara dilakukan hanya demi untuk mendapatkan nilai agar bisa diterima di perguruan tinggi pilihan.

Berbeda dengan Islam yang menjadikan ukuran kebahagiaan adalah keridhaan Allah Swt. Karena tujuan pendidikan adalah untuk meraih rida Allah, bukan keuntungan materiil. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang mempelajari ilmu yang dengannya dapat memperoleh keridaan Allah Swt., (tetapi) ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga pada hari kiamat nanti.”(HR Abu Daud).

Negara yang menerapkan sistem Islam akan menjaga agar setiap individu untuk senantiasa terikat dengan aturannya Allah. Dalam Muqaddimah Dustur pasal 167 karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani tertulis bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk kepribadian islami dan membekali para peserta didik dengan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan permasalahan kehidupan. Metode pendidikan dirancang untuk merealisasikan tujuan tersebut dan setiap metode yang berorientasi bukan pada tujuan tersebut akan dilarang.

Dalam Islam sistem pendidikan harus berasaskan akidah Islam, yang akan mencetak generasi unggul yang berkepribadian Islam, terikat pada syariat Allah, memiliki ketrampilan yang handal dan menjadi agen perubahan. Strategi dalam sistem pendidikan Islam adalah membentuk pola pikir dan pola sikap islami. Materi pelajaran disusun atas dasar Islam dan kurikulum pendidikannya juga berlandaskan akidah Islam untuk mewujudkan ketakwaan.

Dengan kuatnya kepribadian Islam, kemajuan teknologi pun akan dimanfaatkan sesuai dengan tuntunan Allah dan untuk meninggikan kalimat Allah. Selain itu juga untuk memudahkan dalam menjalankan aktivitas manusia dan memudahkan manusia dalam menjalani ibadah yang diperintahkan Allah Swt. serta menyebarkan dakwah Islam guna untuk kemajuan Islam. Seperti pada saat Islam menjadi peradaban dan sebagai mercusuar dunia teknologi sangat membantu kebutuhan masyarakat agar senantiasa untuk taat pada aturannya Allah Swt.

Dengan menerapkan sistem pendidikan Islam penggunaan teknologi tidak akan mengancam dunia, karena dengan perkembangan teknologi Islam akan mengontrol agar senantiasa mendapatkan keberkahan hidup. Selain itu juga akan mewujudkan kejujuran dalam pribadi siswa agar senantiasa terikat dengan aturan Allah. Menjadi pribadi yang bertakwa, berilmu, profesional dan punya kepribadian Islam serta menjadi teladan dalam kebaikan.

Oleh karena itu agar tercipta generasi yang saleh dan salehah perlu diterapkannya Islam kafah secara keseluruhan dalam kehidupan. Yang menjadikan generasi punya kepribadian Islam sehingga bisa mewujudkan generasi yang jujur dan beriman. Juga dengan sistem pemerintahan yang senantiasa terikat syariat, sehingga bisa mewujudkan masyarakat yang bertakwa dan jauh dari tindakan curang termasuk dalam sistem pendidikan, yaitu sistem pemerintahan yang menerapkan Islam secara kafah dalam bingkai khilafah. Wallahu a’lam bishawab. []

Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fahmzz


Photo Source by canva.com

Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button