Evakuasi Warga Gaza Bukan Solusi Hakiki

Solusi yang sahih membebaskan Gaza adalah hanya dengan seruan jihad di bawah komando pemimpin yang menerapkan Islam kafah yaitu seorang Khalifah. Evakuasi warga Gaza bukan solusi tepat justru menimbulkan kontoversial dan memuluskan agenda penjajah zionis laknatullah untuk mencengkeram tanah Palestina.
Oleh Hidayati
(Aktivis Dakwah)
JURNALVIBES.COM – Wacana presiden untuk mengevakuasi para korban Gaza ke Indonesia memicu kontoversial. Di tengah beban hidup yang makin menjerit baik secara ekonomi dan politik, hal ini tentunya menimbulkan polemik di masyarakat terkait rencana pengevakuasian warga Gaza ke Indonesia.
Presiden Prabowo mengatakan bahwasiap mengevakuasi dan mengirim pesawat-pesawat untuk angkut para korban Gaza. Pada gelombang pertama diperkirakan jumlahnya 1.000 orang. (Antaranews, 15-4-2025).
Menjadi pertanyaan besar alasan Presiden yang condong ke Amerika dan Israel bukan membela Palestina, justru disinyalir menjadi jalan ninja Indonesia untuk membujuk petinggi Amerika agar mengurangi tarif impor 32% yang membuat perekonomian negara ketar-ketir. Amat disayangkan apabila benar-benar terjadi.
Padahal jelas termaktub dalam undang-undang 45 bahwa penjajahan harus dienyahkan dari muka bumi ini. Maka tindakan evakuasi korban dan membiarkan penjajah bebas menjarah tanah penduduk asli Palestina adalah bukti penghianatan kepada institusi negara.
Apalagi umat Islam di manapun berada adalah saudara seiman dan menjadi kewajiban menolong ketika teraniaya baik diminta atau tidak.
Rencana mengevakuasi warga Gaza adalah agenda besar Presiden AS untuk mempertahankan gencatan senjata antara Israel-Hamas. Trump berdalih, bahwa Gaza sudah tidak layak ditempati karena tidak kondusif dari peperangan. Mereka perlu di evakuasi ke tempat yang layak secara permanen agar bisa bahagia. Dia beralasan, warga kembali lagi ke Gaza karena penduduknya tidak mempunyai tempat hunian lain, itu sebabnya pemerintah AS meminta agar ada negara lain yang bersedia menampung penduduk Gaza.
Hal ini patut diduga adalah salah rencana dari presiden AS untuk menguasai tanah Palestina. Di luar dugaan zionis, Gaza sudah dibombardir secara membabi buta tapi masih menyisakan rakyat yang banyak. Kebiadaban penjajah sudah diluar rasa kemanusiaan, mereka membunuh secara kejam baik anak-anak, wanita, orang tua, para medis, jurnalis, dan sengaja mengebom sekolah, kampus, rumah sakit, rumah, tempat pengungsian, dan fasilitas penting lainnya.
Maka tidak ada solusi hakiki, yakni hanya berjihad mengusir penjajah sebagaimana seruan banyak pihak. Jadi, rencana evakuasi warga Gaza yang di gaungkan sama saja mendukung kebiadaban penjajah zionis dan bentuk penghianatan kepada saudara seiman tentu harus ditolak.
Sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, peran politik Indonesia tentu sangat diharapkan dalam menyelesaikan berbagai masalah dunia, termasuk krisis Palestina khususnya genosida Gaza. Perihal bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan dan makanan, bukan berarti Palestina tidak butuh itu. Mengirim bantuan tersebut hanya hiburan sementara, “Bersabarlah wahai saudaraku, sebentar lagi akan kami kirimkan bantuan kemanusiaan kepada kalian.”
Bukan itu yang Palestina butuhkan. Mereka butuh solusi hakiki bukan hanya sekadar obat-obatan dan donasi semata. Bantuan tersebut hanya meringankan korban sementara, namun tidak akan pernah bisa menghentikan pembantaian. Kepedihan yang berkepanjangan itu tak akan pernah usai dan disebut pelanggaran hak asasi, selagi nyawa yang berguguran itu berasal dari umat Muslim.
Sistem sekuler kapitalisme telah membutakan makna persaudaraan karena iman dan Islam. Tidak tergerak nurani penguasa untuk mengirim pasukan tentaranya berjihad membebaskan Palestina. Kedudukan dan kekuasaan lebih mereka cintai daripada memikirkan penderitaan saudaranya seiman. Rasa nasionalisme inilah yang menjauhkan kepekaan terhadap nasib warga Gaza.
Nasionalisme juga merubah kaum Muslim hanya peduli pada nasib negara dan sukunya sendiri. Pertolongan yang nyata bagi Palestina adalah berjihad dengan mengirimkan bantuan militer, yakni pasukan yang lengkap dengan persenjataannya. Bantuan ini hanya bisa digerakkan oleh sebuah negara, sedangkan fakta nyata di negeri-negeri Muslim hari ini tersandera oleh negara adidaya AS.
Oleh karena itu, agar kaum Muslim bisa terbebas dari teror penjajahan AS, negeri Muslim harus bersatu padu dan meninggalkan sistem sekuler rusak. Dengan begitu, bumi Palestina akan terbebas dan merdeka dari penjajahan entitas Israel dan sekutu selama-lamanya.
Sekali lagi, solusi yang sahih membebaskan Gaza adalah hanya dengan seruan jihad di bawah komando pemimpin yang menerapkan Islam kaffah yaitu seorang Khalifah. Evakuasi warga Gaza bukan solusi tepat justru menimbulkan kontoversial dan memuluskan agenda penjajah zionis laknatullah untuk mencengkeram tanah Palestina. Wallahu a’lam bishawab. []
Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fahmzz
Photo Source by canva.com
Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com