Kapitalisme Merenggut Naluriah Seorang Ibu

Dalam Islam, negara wajib mewujudkan kesejahteraan individu per individu, termasuk seorang ibu. Mereka harus dipastikan mendapatkan haknya sebagai warga dan dipelihara oleh negara. Dalam sistem ekonomi Islam memiliki berbagai mekanisme untuk menjamin kehidupan ibu dan keluarga sejahtera.
Oleh Zia Sholihah
JURNALVIBES.COM – Kehadiran seorang ibu dalam keluarganya layaknya jantung dalam tubuh manusia. Terkadang seorang ibu merasakan capek ketika harus mengurus keluarga. Hal ini sangat wajar, namanya juga manusia.
Namun yang kemudian harus kita pahami, tugas setiap ibu tentunya berbeda-beda, karena bahkan kondisi tiap keluarga juga berbeda-beda. Sebagai Ibu sudah tugas kita pribadi dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga, tentunya sesuai apa yang Islam ajarkan.
Tugas Ibu dalam keluarga, di antaranya, sebagai pendidik. Pendidikan awal dan terbaik untuk anak adalah dari keluarga. Di sini seorang ibu memiliki tanggung jawab sebagai seorang guru untuk anak-anaknya. Islam menyebutnya ibu sebagai madrasatul ula.
Bukan hanya mengajari membaca, menulis, atau yang bersifat untuk mendukung keterampilan, lebih dari itu, ibu punya tanggung jawab untuk melatih anak mereka agar bisa jadi pribadi yang baik, mandiri dan positif.
Dorongan positif yang kita berikan untuk anak bisa membuat mereka semakin memiliki semangat dalam kemampuan belajar dalam pembentukan karakter.
Kedua ibu sebagai pengelola tugas-tugas di rumah. Tidaklah tepat jika seluruh pekerjaan rumah tangga harus dikerjakan semuanya oleh ibu. Justru dengan kepekaan yang dimiliki seorang ibu, ia mampu mengetahui kemampuan apa saja yang dimiliki oleh anak-anaknya. Kemudian melakukan pembagian tugas juga dapat membuat anak menjadi lebih mandiri, serta membentuk sebuah rutinitas atau kebiasaan yang baik kepadanya.
Seorang ibu hendaknya berdiskusi dengan suami terkait pembagian tugas. Dengan begitu tentunya, tugas rumah tangga tak hanya dibebankan pada ibu saja. Sehingga, ibu tidak gampang stres, sebab terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan.
Ketiga, ibu juga sebagai pendengar yang baik. Seorang ibu perlu mendengarkan anak-anak dengan antusias dan jadi pendengar yang baik saat mereka bercerita dengan kalimat yang belum jelas. Dengan begitu, anak bisa merasa dihargai dan mendapatkan kenyamanan dari ibunya. Dan ini baik untuk psikologis anak.
Anak-anak juga akan beranjak dewasa, mereka mulai akan mengalami banyak konflik di masyarakat. Di sinilah seorang ibu hadir sebagai tempat berbagi masalah. Dari sini ibu akan menjadi sahabat yang baik untuk anaknya.
Selain hal di atas, Ibu juga sebagai perencana keuangan yang baik dalam keluarga. Termasuk juga partner bagi pasangan hidupnya. Umumnya dalam keluarga, sosok ibu yang akan sering diandalkan dalam hal mengatur keuangan. Bahkan tak jarang, para ibu diberi julukan menteri keuangan keluarga.
Namun begitu, kemiskinan merusak semuanya. Faktanya banyak kasus yang terjadi di negeri ini. Contoh kasus yang masih terekam jelas dalam ingatan kita, di mana seorang ibu kehilangan nalurinya. Di mana kasus pembuangan bayi, perdagangan bahkan sampai dengan pembunuhan.
Telah dikabarkan, banyaknya ibu yang menjual bayinya di Jakarta Barat demi mendapatkan uang dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kasus ini seperti gunung es. Sedikit yang terbongkar, sedangkan faktanya sangat banyak sekali kasus yang tidak terekspos media. (Republika)
Sementara itu oknum kejahatan pembeli dan penjual bayi, sebagai distributor yang paling diuntungkan dari transaksi tersebut, mengaku bahwa sasaran utama mereka adalah orang-orang tidak mampu secara finansialnya.
Miris memang. Namun, begitulah yang terjadi di negeri kita tercinta.
Kemiskinan menghilangkan naluriah seorang ibu. Kemiskinan juga telah dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini jelas-jelas adalah kondisi yang dibuahkan oleh penerapan sekularisme dan sistem ekonomi kapitalisme.
Dalam Islam, negara wajib mewujudkan kesejahteraan individu per individu, termasuk seorang ibu. Mereka harus dipastikan mendapatkan haknya sebagai warga dan dipelihara oleh negara. Dalam sistem ekonomi Islam memiliki berbagai mekanisme untuk menjamin kehidupan ibu dan keluarga sejahtera. Tidak ada kewajiban seorang wanita bekerja dan menghasilkan uang. Negara akan mengingatkan orang-orang yang punya kewajiban menafkahi perempuan di keluarganya. Serta melindungi hak mereka dengan payung hukum. Islam juga memiliki sistem sanksi yang tegas dan menjerakan sehingga mencegah orang melakukan kejahatan kepada para perempuan terutama ibu dan anak-anak mereka.
Islam sendiri juga memiliki sistem pendidikan yang mencetak individu yang beriman dan bertakwa. Mereka akan menjadi umat yang memiliki kesabaran dalam menghadapi ujian, menjauhi kejahatan dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Itulah kenapa, Islam perlu tegak di muka bumi, untuk mensejahterakan umat secara hakiki. Wallahu a’lam bishawab. []
Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fahmzz
Photo Source by canva.com
Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com