Maraknya Perselingkuhan Berakibat Hancurnya Bahtera Rumah Tangga

Islam memandang bahwa pernikahan adalah ibadah. Bahkan perjanjian agung dengan Sang Khaliq. Oleh karenanya, pernikahan bukanlah semata-mata untuk mencari kesenangan semata, namun ada tujuan mulia lainnya.
Maka sudah menjadi kewajiban bagi pasangan suami dan istri saling menjaga agar pernikahan ini tidak rapuh.
Oleh Anna Ummu Fadan
JURNALVIBES.COM – Hasil survei yang dirilis oleh Justdating menunjukkan bahwa 40 persen laki-laki dan perempuan di Indonesia mengaku pernah selingkuh dan mengkhianati pasangannya. Persentase tersebut membuat Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara di Asia dengan kasus perselingkuhan terbanyak.
Lalu apa yang menyebabkan demikian?Ada geberapa masalah yang menyebabkan perselingkuhan terjadi yaitu; ketidakpuasan dalam hubungan, kesenangan, masalah dalam diri sendiri, kurangnya komitmen, dan masalah dalam hubungan seperti adanya ketidaksetiaan atau pengkhianatan sebelumnya, ketidakcocokan dalam kebutuhan atau preferensi, atau perbedaan nilai yang signifikan.(Liputan6, 22/2/2023)
Maraknya perselingkuhan ini menjadi bukti rapuhnya ikatan pernikahan dan bangunan bahtera rumah tangga dewasa ini. Berbagai Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya kasus tersebut, namun tidak dapat dimungkiri bahwa faktor ketertarikan secara fisik dan mencari kesenanganlah yang dominan menjadi tujuan dan penyebabnya.
Kondisi ini sudah menjadi hal yang wajar dalam sistem sekuler kapitalis. Di mana manfaat dan kesenangan jasmani menjadi faktor utama. Ditambah umat Muslim yang rendah imannya, tidak mampu membedakan mana yang halal dan haram, dan berbagai permasalahan yang menyebabkan perselingkuhan sebagai pilihannya. Ini penyebab bebasnya sistem sosial/tata pergaulan yang ada saat ini, rusaknya sistem pendidikan, bebasnya media dan lain-lain yang dilandasi sekularisme kapitalisme sehingga memudahkan terjadinya perselingkuhan.
Berbeda dengan Islam, yang memandang bahwa pernikahan adalah ibadah. Bahkan perjanjian agung dengan Sang Khaliq.
Oleh karenanya, pernikahan bukanlah semata-mata untuk mencari kesenangan semata, namun ada tujuan mulia lainnya. Maka sudah menjadi kewajiban bagi pasangan suami dan istri saling menjaga agar pernikahan ini tidak rapuh. Yaitu Keluarga yang nantinya menjadi tentram dan terjaga akan mendatangkan ketenangan dan keamanan untuk masyarakat dan negara.
Tentunya ini menjadi cita-cita bagi semua keluarga, terutama bagi keluarga islami. Rida Allah menjadi tujuan, setiap aktivitasnya hanya berfokus pada kesempurnaan dalam keluarga, mengharapkan ridha dan ketenangan dari setiap langkah ibadah dalam pernikahan. Tidak menuntut satu sama lain antara keluarga, suami istri, dan kepada masyarakat yang sama-sama memiliki tugas menjaga keharmonisan masyarakat, baik itu individu maupun keluarga. Wallahu a’lam bishawwab. []
Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fahmzz
Photo Source by unsplash.com
Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com