
Dalam Islam kesehatan masyarakat sangat diutamakan dan menjadi kebutuhan pokok yang menjadi tanggung jawab negara. Maka pengobatan dalam Islam akan diberikan secara gratis untuk masyarakatnya.
Oleh Siti Uswatun Khasanah
(Aktivis Remaja Kalsel)
JURNALVIBES.COM – Pergaulan bebas merupakan salah satu permasalahan yang menimbulkan banyak akibat buruk, salah satunya kasus HIV/AIDS yang setiap tahun semakin meningkat. Permasalahan ini tidak hanya terjadi di negeri ini tetapi terjadi secara global. Artinya permasalahan ini harus dicari akar masalahnya. Permasalahan ini merupakan masalah sistematis yang harus dituntaskan secara sistematis.
Sebagaimana setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Diharapkan bisa sebagai pesan untuk dunia agar selalu berusaha menekan tingginya kasus HIV/AIDS yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Begitu pun dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, misalnya di Batam dan Aceh. Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat jumlah kenaikan kasus HIV/AIDS di Kota Batam mencapai 446 orang pada 2022. Yang mencengangkan, dari temuan Dinkes itu disebutkan, kasus kenaikan didominasi penyimpangan perilaku pasangan sejenis. (liputan6.com, 02/12/2022)
Sementara itu, fanpage UNICEF Indonesia memuat data bahwa setiap tahun ada 13 ribu ibu hamil di Indonesia berisiko tertular HIV. Data epidemiologi UNAIDS menyebutkan bahwa hingga 2021 jumlah orang dengan HIV mencapai 38,4 juta jiwa. Di Indonesia, terdapat sekitar 543.100 orang hidup dengan HIV dengan estimasi 27 ribu kasus infeksi baru pada 2021. Sekitar 40 persen kasus infeksi baru terjadi pada perempuan, sedangkan lebih dari 51 persennya terjadi pada kelompok remaja (15-24 tahun), dan 12 persen infeksi baru pada anak. (sindonews, 28/11/2022)
Berbagai upaya penanggulangan HIV/AIDS telah dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia. Namun sayangnya upaya tersebut masih cenderung stagnan bahkan belum mampu menyentuh akar persoalan. Melihat penyebab dari kasus ini, pengidap HIV/AIDS umumnya adalah para pelaku seks bebas dan juga pelaku penyimpangan seksual, meskipun ada juga yang tertular melalui jarum suntik dan juga anak dari seorang ibu pengidap AIDS.
Maraknya seks bebas dan juga penyimpangan seksual ini terjadi sebab penerapan sekularisme yang melegalkan hubungan di luar pernikahan dan penyimpangan seksual. Kebebasan menjadi dasar dalam penerapan sistem sekuler, termasuk kebebasan berperilaku yang memberikan peluang besar bagi pelaku seks bebas dan penyimpangan seksual.
Atas nama kebebasan pula, banyak kampanye digelar demi mendukung penyimpangan seksual. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka gaungkan merupakan akar dari permasalahan ini. Mereka hanya melihat ketidaksetaraan sebagai sebab dari masalah ini, tanpa menyadari bahwa kebebasan yang mereka inginkan merupakan akar dari masalah ini. Banyak biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kampanye ini.
Dengan alat kontrasepsi yang direkomendasikan oleh kaum liberal dan yang dijual secara bebas hari ini, para remaja melakukan seks bebas dengan berani. Padahal alat kontrasepsi tidak mampu mencegah tertularnya HIV/AIDS. Bahkan dengan adanya alat kontrasepsi ini justru semakin meningkatkan kasus HIV/AIDS, sebab semakin banyak pelaku seks bebas yang melakukan hal ini tanpa rasa takut dan kemungkinan tertular semakin besar. Pelaku seks bebas dan penyimpangan seksual seperti difasilitasi.
Negara sampai kekurangan biaya pengobatan untuk mengatasi HIV/AIDS. Seharusnya kita tidak hanya fokus pada pengobatan namun juga pencegahan dan memandang akar persoalan ini lebih jauh. HIV/AIDS tidak akan berakhir jika seks bebas dan penyimpangan seksual masih dibiarkan.
Sekularisme menjadikan manusia terjebak pada nafsu dunia dan mengesampingkan urusan akhirat, menjauhkan manusia dari aturan Sang Khaliq. Atas nama kebebasan dan hak asasi manusia, sekularisme tidak akan pernah melarang orang untuk melakukan kemaksiatan walaupun dampak buruknya sudah terpampang di depan mata. Maka untuk mengkhiri HIV/AIDS yang semakin menjamur, perlu dilakukan penanggulangan dan pencegahan secara tersistem.
Sistem sekuler harus segera dicabut hingga akarnya, sebab inilah akar masalah tersebut. Tidak hanya menumbangkan sistem sekuler, sistem sekuler perlu diganti dengan sistem yang mampu mengatasi permasalahan seperti ini. Sistem penggantinya harus sempurna, mampu mencegah dan mengobati. Sistem sempurna ini haruslah datang dari Sang Pencipta, yang berhak mengatur kehidupan manusia, yaitu sistem Islam kafah yang berasal dari Allah.
Islam melarang keras perbuatan zina, bahkan mendekatinya saja dilarang. Apalagi penyimpangan seksual, Islam mengutuk keras pelaku penyimpangan seksual. Tidak hanya memberikan larangan, apabila Islam diterapkan secara kafah, Islam akan mengatur kehidupan umatnya secara menyeluruh termasuk aturan pergaulan yang akan menjauhkan manusia dari seks bebas dan penyimpangan seksual.
Islam mampu memberikan pemahaman dan kekuatan iman kepada umatnya, yang kemudian akan berpengaruh pada dirinya sehingga jauh dari perbuatan yang dimurkai Allah itu. Islam melarang khalwat dan Ikhtilat, Islam memerintahkan menutup aurat sebagai upaya menjauhi zina. Selain itu Islam juga memberikan sanksi yang tegas dan berat yang mampu mencegah dan memberikan efek jera kepada pelaku seks bebas dan penyimpangan seksual.
Dalam Islam kesehatan masyarakat sangat diutamakan dan menjadi kebutuhan pokok yang menjadi tanggung jawab negara. Maka pengobatan dalam Islam akan diberikan secara gratis untuk masyarakatnya, Islam juga mengupayakan penelitian untuk meracik obat-obatan yang diperlukan.
Maka sistem Islam kafah merupakan hal yang sangat penting untuk diperjuangkan, agar permasalahan ini tuntas sampai ke akar-akarnya. Umat tidak akan mampu bertahan hidup terkungkung oleh sistem sekuler. Wallahu a’lam bishawwab. []
Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fahmzz
Photo Source by unsplash.com
Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com