
Telah terbukti, penerapan syariat Islam akan memberikan kebaikan pada seluruh makhluk, tidak hanya bagi manusia, juga segala yang ada di alam semesta ini.
Oleh Sandhi Indrati
(Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok)
JURNALVIBES.COM – Tiba sudah kita di penghujung 2022 Masehi. Bagi bangsa Indonesia, tahun ini masih dilewati dengan tidak lebih baik dari tahun sebelumnya. Belum tuntas pandemi Covid-19, penghidupan dirasakan masih sempit oleh sebagian besar masyarakat. Di sisi lain, bertambahnya pemutusan hubungan kerja menjadi satu dari banyaknya penderitaan rakyat saat ini karena akan menambah tingginya angka kemiskinan.
Mengutip dari CNN Indonesia ( 15/7/2022), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih ada 26, 5 juta orang miskin di Indonesia per Maret 2022.
Ternyata, masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia menjadi permasalahan yang tidak pernah selesai dari tahun ke tahun. Berbagai upaya para pembuat kebijakan nyatanya tidak memberikan dampak berarti dalam penurunan jumlah rakyat miskin di negara ini. Tahun 2022 pemerintah mengupayakan berbagai program bantuan dengan beragam nama, semisal BLT BBM (Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak), Bansos (Bantuan Sosial), BSU (Bantuan Subsidi Upah), dan lain-lain pada akhirnya bagi masyarakat dirasakan sebagai solusi sementara dan terkesan tambal sulam dalam upaya pengurangan angka kemiskinan.
Pasalnya, kebutuhan hidup yang wajib dipenuhi setiap harinya tidak tercukupi dengan berbagai program bantuan yang diberikan secara berkala. Masyarakat harus berjuang lebih keras dalam pemenuhan nafkah keluarga, dengan situasi yang semakin terbatasnya peluang lahan pekerjaan saat ini. Sehingga kehidupan pun makin sulit.
Nyatanya, penguasa seakan tidak peduli akan kesulitan rakyatnya. Naiknya harga beberapa kebutuhan pokok belakangan ini dianggap hal biasa menjelang musim akhir tahun. Menurut para pedagang, kenaikan harga terjadi pada beberapa bahan pokok seperti harga sembako jelang perayaan Natal dan tahun baru sudah biasa terjadi. Mahalnya harga-harga dianggap seperti hal lumrah padahal menjadi beban yang berat bagi rakyat di negeri penghasil beras urutan ketiga terbesar di dunia.
Dilansir dari CNBC Indonesia (25/8/ 2022) dalam hal produktivitasnya hanya nomor dua di ASEAN. Indonesia merupakan penghasil beras terbesar dunia di urutan ketiga, selayaknya salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yaitu beras mudah didapatkan dengan harga terjangkau.
Oleh karena itu, masih menjadi tanda tanya besar dari waktu ke waktu, mengapa terjadi angka kemiskinan yang tinggi di negara ini? Berdasar data, untuk komoditas pangan selain beras serta beragam barang tambang, Indonesia menduduki peringkat lima besar di dunia. Julukan negara mayoritas Muslim terbesar pertama di dunia seakan tidak membawa keberkahan bagi negeri ini.
Umat Muslim di Indonesia bahkan identik dengan kemiskinan, sungguh sebuah labelisasi yang memprihatinkan. Para pemimpin Muslim pun sepertinya tutup mata dengan pernyataan tersebut.
Padahal, Islam sebagai agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Indonesia, memiliki keistimewaan bukan hanya sekadar agama tetapi juga menawarkan solusi lengkap serta komprehensif mengatasi berbagai permasalahan hidup umatnya, bagi perorangan, kelompok atau masyarakat hingga tatanan negara.
Tuntunan dalam berkehidupan bernegara tertuang jelas dan runut dalam syariat Islam. Penguasa negeri ini hanya tinggal melaksanakan seluruh pedoman pengaturan negara seperti yang pernah dilaksanakan oleh para khalifah di masa setelah Nabi Muhammad saw.
Telah terbukti, penerapan syariat Islam akan memberikan kebaikan pada seluruh makhluk, tidak hanya bagi manusia, juga segala yang ada di alam semesta ini. Termahsyur ketika masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang telah sukses mengentaskan kemiskinan sehingga rakyat hidup sejahtera karena penerapan syariat Islam di bawah komandonya.
Islam terbukti mampu mengatasi masalah kemiskinan karena telah menjelaskan beberapa maksud dan tujuan dari pemerintahan yang dilandaskan atas syariat Islam, yakni memelihara agama, mengatur urusan masyarakat, serta menghilangkan pertentangan dan perselisihan antar anggota masyarakat dengan penuh keadilan. Segala permasalahan umat di berbagai bidang kehidupan kelak akan teratasi tuntas dengan pelaksanaan syariat Islam.
Imam Ibnu Qutaibah, seorang cendikiawan Islam, ahli sejarah politik, pakar bahasa Arab serta pembela ahli hadits menyatakan, “Perumpamaan antara Islam, penguasa dan rakyat adalah laksana tenda besar, tiang dan tali pengikat serta pasaknya. Tenda besarnya adalah Islam, tiangnya adalah kekuasaan, tali pengikat dan pasalnya adalah rakyat. Satu bagian tidak akan baik tanpa bagian lainnya.” Wallahu a’lam bishawwab. []
Editor: Ulinnuha; Ilustrator: Fathzz
Photo Source by canva.com
Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com