Krisis Mental Breakdown pada Kalangan Pelajar di Sekolah

Mental breakdown merupakan kondisi stres berat yang terjadi pada mentalitas seseorang atau pola perilaku seseorang yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari secara normal dan menurunnya kualitas fisik.
Oleh Yuda Ardiansyah
JURNALVIBES.COM – Belakangan ini, istilah mental breakdown atau kerap disebut “Mental breakdance” banyak diperbincangkan oleh kalangan remaja di media sosial. Mental breakdown merupakan kondisi stres berat yang terjadi pada mentalitas seseorang atau pola perilaku seseorang yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari secara normal dan menurunnya kualitas fisik. Menurut Healthline, umumnya mental breakdown dipandang sebagai periode saat stres fisik dan emosional menjadi terkontrol. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa depresi dan kecemasan, nafsu makan menurun, tubuh sering merasa lelah, kesulitan fokus, dan siklus tidur tidak teratur.
Mental breakdown tidak hanya sering dialami oleh kalangan orang dewasa, tetapi juga rentan dialami oleh remaja, khususnya para pelajar. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya faktor risiko yang dihadapi oleh remaja berpotensi mempengaruhi kesehatan mentalnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan mental breakdown pada remaja yaitu tekanan dalam bidang akademik, tugas sekolah yang menumpuk, penyesuaian diri dengan pergaulan atau lingkungan, bullying, permasalahan keluarga, krisis finansial, serta meningkatnya penggunaan gawai.
Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, menunjukkan bahwa kasus mental breakdown pada remaja mencapai 6,1% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang. Mental breakdown dapat mengakibatkan kecenderungan seseorang untuk menyakiti diri sendiri hingga berujung bunuh diri. Sekitar 80-90% kasus bunuh diri di Indonesia disebabkan oleh mental breakdown. Kasus bunuh diri dapat mencapai 10.000 kasus atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Dilansir dari BBC News Indonesia, terdapat sekitar 5,4% pelajar di Indonesia pernah berpikir untuk melakukan bunuh diri.
Permasalahan yang timbul pada kalangan pelajar tersebut sangatlah penting untuk ditanggulangi. Sekolah memiliki peranan penting dalam menanggulangi mental breakdown yang berpotensi dialami atau bahkan telah dialami oleh pelajar. Namun, sebagian besar sekolah di Indonesia tidak begitu menghiraukan kesehatan mental pelajarnya dan lebih fokus pada akademik atau pendidikan karakter. Peran Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah umumnya hanya menanggapi masalah yang berkaitan dengan aktivitas pelajar di sekolah, seperti melanggar aturan sekolah, berkelahi, nilai jelek, pakaian tidak sesuai prosedur, dan lain-lain. Sudah seharusnya pihak sekolah juga memerhatikan kesehatan mental pelajarnya.
Salah satu cara efisien yang dapat digunakan untuk menanggulangi permasalahan mental breakdown adalah dengan terapi musik. Terapi musik adalah terapi yang dilaksanakan menggunakan musik sebagai media penyembuhan seseorang. Terapi musik yang dilakukan seseorang berbeda-beda, mulai dari mendengarkan musik, bernyanyi, menari, sampai menciptakan musik sendiri. Hal tersebut dilakukan berdasarkan metode yang digunakan, seperti metode Bonny, meditasi terpadu, metode garpu tala, dan binaural beats. Terapi musik sudah sudah banyak diteliti dan terbukti secara klinis dapat membantu penanganan masalah mentalitas yang berkaitan dengan penyakit emosional, kognitif, hingga masalah sosial.
Mental breakdown bukanlah masalah sepele yang dihadapi para pelajar, melainkan masalah serius yang harus segera ditangani. Menghadapi mental breakdown bukanlah hal yang mudah bagi pelajar, sehingga perlu untuk mendapatkan pembimbingan khusus. Sekolah harus mengambil langkah yang tepat dalam menanggulangi mental breakdown, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan terapi musik.
Kesehatan mental adalah prioritas, kebahagiaan adalah hal penting, dan perawatan diri adalah suatu keharusan. []
Editor & Ilustrator: Fathzz
Photo Source by Google
Disclaimer: JURNALVIBES.COM adalah wadah bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan bernapaskan Islam yang kredibel, inspiratif, dan edukatif. JURNALVIBES.COM melakukan sistem seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan JURNALVIBES.COM. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email redaksi@jurnalvibes.com